Komponen
Pencemaran Air
Menurut Wardhana (1995) yang dikutip
Sumantri (2010) kompo
nen pencemaran air
yang berasal dari industri, rumah tangga (permukiman) dan pertanian dapat
dikelompokan menjadi
:
a)
Bahan buangan Padat
Yang dimaksudkan dengan bahan buangan
padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik kasar maupun halus
misalnya sampah. Bahan tersebut jika dibuang ke air akan menimbulkan pelarutan,
pengendapan ataupun pembentukan koloidal. Jika bahan buangan padat dilarutkan
maka kepekatan atau berat jenis air akan naik yang disertai dengan perubahaan
warna. Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga proses fotosintesis tanaman
dalam air akan terganggu serta berdampak terganggunya organisme dalam air.
b)
Bahan Buangan Organik
dan Olahan Bahan Makanan
Bahan buangan organik umumnya berupa
limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme sehingga bila
dibuang perairan akan menaikan populasi mikroorganisme dan BOD akan naik.
Pertambahan mikroorganisme juga menyebabkan berkembangnya bakteri patogen yang
sangat berbahaya bagi manusia. Sedangkan buangan olahan bahan makanan
menimbulkan bau yang menyengat karena mengandung protein dan gugus amina yang
jika mengalami degradasi akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan
berbau busuk (misalnya NH3).
c)
Bahan Buangan Anorganik
Bahan buangan anorganik sangat sulit
didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Jika logam ini masuk
dalam air maka akan terjadi peningkatan ion logam dalam air. Buangan bahan anorganik seperti timbal (Pb),
Arsen (As), Cadmium (Cd), Air raksa/merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca) dan
Magnesium (Mg). Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat
sadah yang dapat menyebabkan kerusakan peralatan yang terbuat dari besi menjadi
berkarat (korosi).
d)
Bahan Buangan Cairan
Berminyak
Cairan berminyak jika dibuang ke air
akan terapung dan menutupi permukaan air dan jika mengandung senyawa yang volatile
akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air
dan menyusut serta menganggu proses fotosintesis.
e)
Bahan Buangan Berupa
Panas (Polusi Thermal)
Perubahaan kecil pada temperatur
lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga
dapat mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan
menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan
atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi termal ini harus
dihindari.
f)
Bahan Buangan Kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya,
tetapi dalam pencemaran ini yaitu :
sabun, detergen, sampo serta bahan pembersih lainnya. Jika dibuang ke air
secara berlebihan yang ditandai dengan buik-buih sabun pada permukaan air dan
akan menyebabkan :
1.
Menaikan pH air hingga
10,5 – 11 dan dapat mengganggu organisme dalam air karena detergen mengandung
bahan non fosfat.
2.
Bahan antiseptik yang
ditambahkan ke dalam sabun /detergen juga dapat mematikan mikroorganisme dalam
air.
3.
Sebagian bahan
sabun/detergen tidak dapat didegradasi oleh mikroorganisme sehingga menganggu
ekosistem dalam air.
g)
Bahan Pemberantas Hama
Pemakaian insektisida pada lahan
pertanian yang tersisa jika tidak tersimpan dalam kondisi aman dan terjadi
tumpahan akan mengalir melalui raven atau drainase menuju ke sungai. Bahan ini
sulit didegradasi oleh mikroorganisme dan kalaupun mampu didegradasikan akan
membutuhkan waktu yang cukup lama.
h)
Zat Kimia
Zat pewarna tersusun dari chromogen dan
auxochrome yang merupakan senyawa aoramatik yang berisi chromopore yaitu zat
pemberi warna yang berasal dari radikal kimia misalnya nitroso (-NO), kelompok
aso (-N = N-1), kelompok etilen (>C = C <). Zat pewarna ini dapat
mengganggu kehidupan mikroorganisme.
i)
Zat Radioaktif
Zat radioaktif dapat menimbulkan
kerusakan biologis melalui efek langsung atau efek tertunda karena zat ini
banyak digunakan dalam bidang pertanian,kedokteran dan farmasi.
Menurut
Sunu (2001), adapun komponen pencemaran air dikelompokkan sebagai berikut :
a)
Limbah Zat Kimia
Apabila
limbah zat kimia yang belum terolah dibuang langsung ke air lingkungan seperti
sungai, danau, laut akan membahayakan bagi kehidupan
organisme
di dalam air. Limbah zat kimia sebagai bahan pencemar air dikelompokkan sebagi berikut :
§ Insektisida
Insektisida sebagai bahan pemberantas hama masih banyak digunakan
masyarakat khususnya di sektor
pertanian. Apabila pemakaian insektisida berlebihan, maka akan mempunyai dampak
lingkungan.
§ Pembersih
Zat kimia yang berfungsi sebagai pembersih banyak sekali macamnya
seperti shampo, detergen, dan bahan pembersih lainnya. Indikasi adanya limbah
zat pembersih yang berlebihan ditandai dengan timbulnya buih-buih pada
permukaan air.
§ Larutan
Penyamak Kulit
Senyawa krom (Cr) merupakan bahan penyamak kulit yang banyak
digunakan pada industri penyamakan kulit. Sisa larutan panyamak kulit akan
dapat menambah jumlah ion logam pada air. Untuk itu maka industri penyamakan
kulit seharusnya mempunyai instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk
mengolah sisa larutan penyamak kulit agar tidak merusak lingkungan khususnya
pencemaran air.
§ Zat
Warna Kimia
Penggunaan zat warna cenderung meningkat sejalan dengan
perkembangan industri menggunakan zat warna agar produknya mempunyai dayatarik
yang lebih baik dibandingkan dengan warna aslinya. Pada dasarnya semua zat warna adalah racun bagi kesehatan
tubuh manusia.
b)
Limbah Padat
Lingkup
limbah padat yang dimaksudkan ini merupakan limbah hasil
proses
IPAL berupa endapan (slude) yang
biasanya hasil dari proses filter press.
Slude dapat dikategorikan tidak
berbahaya dan dapat juga dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3). Limbah padat yang terbentuk lebih halus, bila dibuang ke air lingkungan
tidak dapat larut dalam air dan tidak dapat mengendap, melainkan membentuk
koloid yang melayang-layang di dalam air. Koloid tersebut akan menjadikan air
menjadi keruh sehingga akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air
dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis tanaman di dalam air.
Kandungan oksigen terlarut di dalam air juga menurun sehingga akan mempengaruhi
kehidupan di dalam air.
c)
Limbah Bahan Makanan
Limbah bahan makanan pada dasarnya bersifat organik yang sering
menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung dan dapat didegradasi oleh
mikroorganisme. Apabila limbah bahan makanan mengandung protein, maka pada saat
didegradasi oleh mikroorganisme akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap
dan menimbulkan bau busuk.
d)
Limbah Oganik
Limbah organik biasanya dapat membusuk atau terdegradasi oleh
mikroorganisme. Oleh karena itu, bila limbah industri terbuang langsung ke air
lingkungan akan menambah populasi mikroorganisme di dalam air. Bila air
lingkungan sudah tercemar limbah organik berarti sudah terdapat cukup banyak
mikroorganisme di dalam air, maka tidak tertutup kemungkinan berkembangnya
bakteri patogen.
e)
Limbah Anorganik
Limbah anorganik biasanya tidak dapat membusuk dan sulit
didegradasi oleh mikroorganisme. Limbah anorganik pada umumnya berasal dari
industri yang menggunakan unsur-unsur logam seperti Arsen (As), Kadmium (Cd),
Timbal (Pb), Krom (Cr), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), Magnesium (Mg), Air Raksa
(Hg), dan lain-lain. Industri yang mengeluarkan limbah anorganik seperti industri
electroplating, industri kimia, dan lain-lain. Bila limbah anorganik
langsung dibuang di air lingkungan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion
logam didalam air. Ion logam yang berasal dari logam berat, bila terbuang
ke air lingkungan sangat berbahaya bagi kehidupan khususnya manusia.