Wednesday, January 27, 2016

Permasalahan Penyediaan Air



#Air merupakan sumber daya alam utama yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan manusia, flora dan fauna. Menurut Mawardi (2012) keberadaan air sebagai sumber daya alam yang vital karena merupakan sumber kehidupan multi fungsi  yaitu (1) fungsi materi, (2) fungsi energi dan sumber daya, (3) fungsi ruang, (4) fungsi waktu, (5) fungsi sosial dan budaya, (6) fungsi ekonomi dan produksi. Oleh karena itu maka air perlu dilestarikan agar tetap tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup serta kualitas yang sesuai peruntukannya.
            Masalah penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian khusus negara-negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, tidak lepas dari permasalahan penyediaan air bersih bagi masyarakatnya. Letak geografis Indonesia diantara dua benua, dan dua samudra serta terletak di garis khatulistiwa merupakan faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan di Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino). Dengan demikian maka ada kecenderungan terbentuknya pola iklim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
            Penyimpangan iklim, menyebabkan produksi uap air dan awan di sebagian Indonesia bervariasi dari kondisi sangat tinggi ke rendah atau sebaliknya. Ini semua menyebabkan penyimpangan iklim terhadap kondisi normalnya. Jumlah uap air dan awan yang rendah akan berpengaruh terhadap curah hujan, apabila curah hujan dan intensitas hujan rendah akan menyebabkan kekeringan. Kekeringan sangat dipengaruhi oleh adanya penyimpangan iklim, gangguan keseimbangan hidrologis serta kekeringan agronomis. Gangguan keseimbangan hidrologis yang terjadi akibat (1) degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS) terutama bagian hulu yang mengalami konversi lahan dari vegetasi menjadi non vegetasi, sehingga mengalami gangguan system peresapan air tanah, (2) kerusakan hidrologis daerah tangkapan air bagian hulu menyebabkan waduk dan saluran irigasi terisi sedimen, sehingga kapasitas tampung air menurun tajam; 3) rendahnya cadangan air waduk yang disimpan pada musim penghujan akibat pendangkalan, sehingga cadangan air musim kemarau sangat rendah sehingga memicu terjadinya kekeringan serta berdampak terjadi krisis air dalam berbagai peruntukannya. Kekeringan sangat erat kaitanya dengan krisis air (to dirty) dan melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Krisis air terjadi akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan air yang terus meningkat dan ketersediaan air yang cendrung menurun.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan